SAMATOR MASIH TERLALU KUAT BAGI BNI 46
SAMATOR MASIH TERLALU KUAT BAGI BNI 46
GRESIK – Juara bertahan putra Surabaya Bhayangkara Samator masih terlalu kuat untuk bisa dikalahkan Jakarta BNI 46 pada laga lanjutan seri kedua putaran pertama kompetisi bola voli Proliga 2019 yang berlangsung di GOR Tridharma, Gresik, Minggu (16/12). Bhayangkara Samator berhasil menang 3- 1(25-23, 15-25, 25-17, 25-23).
Pada dua set pertama, Bhayangkara Samator mampu mendominasi permainan meski beberapa kali keteteran menghadapi BNI 46, karena dari awal Aji Maulana dan kawan-kawan mampu memimpin 11-8. Walaupun anak asuh dari Ibarsyah Djanur Tjahjono mampu menyamakan poin dan kunci kemenangan dengan skor 25-23.
Memasuki set kedua, juara bertahan putra Proliga itu justru tampil buruk, Bhayangkara Samator tertinggal jauh 2-7 dan poin pun semakin menjauh 9-18, sehingga tanpa menunggu lama BNI 46 pun mengakhiri set dengan 25-15.
Pertandingan sengit pun kembali diperlihatkan kedua tim di set ketiga dan set keempat sendiri sempat ricuh tepat di skor 14-16, saat itu hakim garis menyatakan bola masuk, dan pemain dari BNI 46 terbawa emosi melayangkan protes hingga terkena kartu kuning, dan bola dinyatakan keluar oleh Raditya Darwis yang memimpin pertandingan tersebut.
“Hari ini luar biasa, BNI 46 memang tim yang bagus, pemain lokal mereka dari Bank SumselBabel dikumpulkan semua dan jadi tim yang bagus, apa lagi presure mereka luar biasa, terutama di recieve dan servis sehingga membuat kita kehilangan set kedua. Masalah pertama kita itu sebenarnya jangan sampai salah recieve dulu, dan diblok, disitu tadi kota tidak bisa berkembang,” ujar Ibarsjah Djanur Tjahjono, usai pertandingan.
“Di set keempat kita ada formasi di puter, akhirnya mendapatkan poin dan itu menjadi kebangkitan untuk tim. Evaluasi tetap kita perbaiki tiga faktor di Bandung, recieve, servis sama blok, itu akan kita tingkatkan, karena tim yang bagus pasti memiliki tiga hal ini. Di Bandung lawan adek sendiri kita tetap all out, kita sama dilatihan saling serang, namanya pertandingan pasti tetap harus All out,” tambahnya.
BNI 46 sendiri sebenarnya tampil cukup bagus dan mampu memberikan perlawanan kepada Surabaya Bhayangkara Samator yang rata-rata diperkuat oleh pemain timnas voli putra Indonesia itu. BNI juga tidak segan melakukan serangan, terbukti selisih poin terus saling bekejaran.
Dan dari Pelatih BNI 46 Samsul Jais mentakan bahwa memang tadi sebenarnya anak asuhnya bisa menyerang tapi tidak mampu menyerang, jika tadi tidak terjadi keadaan mampu terbalik.
“Ya memang di dalam voli modern ya membunuh-membunuh, cuma pada poin-poin krusial itu yang mementukan, artinya kami masih melakukan kesalahan yang seharusnya tidak salah, bahkan seharusnya kita menyerang malah tidak bisa menyerang. Saya yakin kedepan bahwa lambat laun tim ini bisa lepas dari tekanan, kualitas semakin meningkat,” kata Samsul Jais
“Iya betul, perubahan komposisi pemain dan perubahan taktik strategi, makannya ini kita masih evaluasi-evaluasi terus dan perjuangan di Proliga masih ada,” tambahnya.
Sementara Manajer tim BNI 46 Lodry Maspaitela mengatakan bahwa memang benar ada perubahan strategi permainan dan tosser baru pun dipasang tapi masih belum menemukan chamistry.
“Masalah disituasi-situasi tertentu kita masih membutuhkan kematangan tim, nah itu yang belum ada chemistry antara Dio dan pemain yang lainnya. Kalau tidak dalam situasi tertekan dia bisa bermain variasi, kalau masih tertekan pasti takut salah atau bagaimana, tapi dengan adanya dia tadi secara keseluruhan tadi kita memang lebih baik dari saat menghadapi Bank SumselBabel dengan yang lainnya kemarin,” tuntas Loudry.(*)